Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya untuk memperluas produk batik ke seluruh dunia. Hal ini dilakukan untuk memperluas produk dan karya dari para perajin batik sehingga dapat meningkatkkan pasar produk Industri Kecil Menengah (IKM) batik Indonesia.
Hal tersebut dikatakan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dalam membuka Pameran Batik Warisan Budaya VIII. Selain itu, menurut dia hal tersebut juga sebagai upaya pemerintah agar batik menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing tinggi.
"Terlebih sebentar lagi kita akan menghadapi ekonomi global, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan aktif beberapa bulan mendatang. Ini kan juga bisa upaya agar kita menjadi kekuatan yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat Indonesia,” kata Saleh di Jakarta, Selasa (29/9).
Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Euis Saedah memaparkan, pameran Batik Warisan Budaya VIII diselenggarakan selama empat hari, mulai 29 September hingga 2 Oktober 2015. Pameran ini sendiri dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB.
“Peserta pameran yang ikut serta sebanyak 44 perajin IKM dari binaan Yayasan Batik Indonesia yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Tanggerang, Rembang, Bandung, Cirebon, Surabaya, Pekalongan, Tasikmalaya, Yogyakarta, Garut, Surakarta, Banjarnegara, Madura, dan daerah lainnya,” papar Euis.
Pameran yang terselenggara atas kerjasama Ditjen IKM Kemenperin dengan Yayasan Batik Indonesia juga didukung dengan peragaan busana. “Selain pameran nanti kita juga akan ada peragaan busana atau fashion show dari Batik Bee,” tutur Euis.
Pemakaian batik dari banyak daerah juga dapat menjadi promosi secara viral dan kebanggaan personal seseorang pernah mengunjungi suatu daerah tempat asal motif batik.
Batik sendiri telah menjadi identitas budaya Indonesia yang semakin kuat. Bahkan United Nation Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya (World Herritage) tak benda pada 2 Oktober 2009.
Banyak tokoh yang telah memakai batik Indonesia dalam acara pemerintahan seperti halnya tokoh dunia seperti Nelson Mandela, Bill Clinton dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. “Kita dapat turut menjaga batik tetap lestari dengan menggunakan dan membeli batik sehingga pelaku IKM batik maupun pekerja seni batik kontemporer dan tradisional tetap setia dengan profesinya,” ujar Menperin.
Jika ditelusuri secara lebih dekat, batik yang menjadi World Heritage bukan terletak pada kain batiknya, melainkan melalui teknik dan prosesnya.
Batik Indonesia memiliki beragam motif dengan esensi filosofi, desain yang menarik, dan nilai seni yang sangat tinggi serta metode pengerjaan batik baik dengan dicetak ataupun dikerjakan dengan tangan/canting (batik tulis) yang keduanya telah menjadi ciri khas batik Indonesia yang diakui dunia.
Beberapa minggu lalu, Kementerian Perindustrian telah menggelar Lomba Desain Batik Khas Teluk Tomini, dalam rangka Sail Tomini 2015 di Parigi Moutong Sulawesi Tengah yang diikuti 150 peserta. Pada acara puncak, penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Guna melestarikan seni batik, Pemerintah memberikan penghargaan berupa perlindungan bagi para pembatik untuk hasil karya intelektualnya. Perlindungan karya batik diberikan melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan dan pemanfaatan budaya batik tradisional Indonesia.
Pada pameran ini, Menperin juga mengapresiasi Yayasan Batik Indonesia yang telah berperan penting dalam mewujudkan transformasi kultural menuju modernisasi masyarakat batik, baik sebagai perajin, desainer maupun pengguna. Pameran batik ini digelar sejak 29 September - 2 Oktober 2015.
Consumedia
Hal tersebut dikatakan Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin dalam membuka Pameran Batik Warisan Budaya VIII. Selain itu, menurut dia hal tersebut juga sebagai upaya pemerintah agar batik menjadi komoditas perdagangan yang memiliki daya saing tinggi.
"Terlebih sebentar lagi kita akan menghadapi ekonomi global, khususnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan aktif beberapa bulan mendatang. Ini kan juga bisa upaya agar kita menjadi kekuatan yang mampu menggerakkan perekonomian rakyat Indonesia,” kata Saleh di Jakarta, Selasa (29/9).
Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Euis Saedah memaparkan, pameran Batik Warisan Budaya VIII diselenggarakan selama empat hari, mulai 29 September hingga 2 Oktober 2015. Pameran ini sendiri dibuka mulai pukul 07.00 WIB sampai 17.00 WIB.
“Peserta pameran yang ikut serta sebanyak 44 perajin IKM dari binaan Yayasan Batik Indonesia yang berasal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Tanggerang, Rembang, Bandung, Cirebon, Surabaya, Pekalongan, Tasikmalaya, Yogyakarta, Garut, Surakarta, Banjarnegara, Madura, dan daerah lainnya,” papar Euis.
Pameran yang terselenggara atas kerjasama Ditjen IKM Kemenperin dengan Yayasan Batik Indonesia juga didukung dengan peragaan busana. “Selain pameran nanti kita juga akan ada peragaan busana atau fashion show dari Batik Bee,” tutur Euis.
Pemakaian batik dari banyak daerah juga dapat menjadi promosi secara viral dan kebanggaan personal seseorang pernah mengunjungi suatu daerah tempat asal motif batik.
Batik sendiri telah menjadi identitas budaya Indonesia yang semakin kuat. Bahkan United Nation Education Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya (World Herritage) tak benda pada 2 Oktober 2009.
Banyak tokoh yang telah memakai batik Indonesia dalam acara pemerintahan seperti halnya tokoh dunia seperti Nelson Mandela, Bill Clinton dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. “Kita dapat turut menjaga batik tetap lestari dengan menggunakan dan membeli batik sehingga pelaku IKM batik maupun pekerja seni batik kontemporer dan tradisional tetap setia dengan profesinya,” ujar Menperin.
Jika ditelusuri secara lebih dekat, batik yang menjadi World Heritage bukan terletak pada kain batiknya, melainkan melalui teknik dan prosesnya.
Batik Indonesia memiliki beragam motif dengan esensi filosofi, desain yang menarik, dan nilai seni yang sangat tinggi serta metode pengerjaan batik baik dengan dicetak ataupun dikerjakan dengan tangan/canting (batik tulis) yang keduanya telah menjadi ciri khas batik Indonesia yang diakui dunia.
Beberapa minggu lalu, Kementerian Perindustrian telah menggelar Lomba Desain Batik Khas Teluk Tomini, dalam rangka Sail Tomini 2015 di Parigi Moutong Sulawesi Tengah yang diikuti 150 peserta. Pada acara puncak, penghargaan diberikan langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.
Guna melestarikan seni batik, Pemerintah memberikan penghargaan berupa perlindungan bagi para pembatik untuk hasil karya intelektualnya. Perlindungan karya batik diberikan melalui Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan penggunaan dan pemanfaatan budaya batik tradisional Indonesia.
Pada pameran ini, Menperin juga mengapresiasi Yayasan Batik Indonesia yang telah berperan penting dalam mewujudkan transformasi kultural menuju modernisasi masyarakat batik, baik sebagai perajin, desainer maupun pengguna. Pameran batik ini digelar sejak 29 September - 2 Oktober 2015.
Consumedia
Posting Komentar untuk "Kemenperin Dorong Batik ke Pasar Global"