HOUSE OF SELICA_Sebelum berusaha di bidang busana muslim, Lis Wardani bekerja di Japan International Agency (JICA) dari 1996 – 2013. Merasa sudah cukup bekerja kantoran, akhirnya di akhir November 2013, dia berhenti bekerja untuk menuruti panggilan hatinya terjun menggeluti usaha di bidang fashion.
Sejak lama Lis Wardani memang punya passion yang kuat dalam bidang fashion, namun karena kesibukannya bekerja, dia merasa tidak nyaman untuk menjalankan usaha karena dia tipe orang yang bekerja secara full time. Maka kesukaannya terhadap dunia fashion hanya sebatas sebagai pemakai dan pengoleksi baju.
"Saya ingin melakukan pekerjaan hobi sekaligus mendapat penghasilan. Dan yang lebih penting lagi saya ingin bisa berbagi sekaligus belajar dari sesama sehingga harapan saya pekerjaan ini lebih diberkahi Allah SWT,” ungkapnya.
Memulai usaha sendiri dari bawah, Lis Wardani terlebih dulu memperdalam pengetahuan tentang desain fashion dengan mengambil kursus di Sekolah mode ESMOD Jakarta. Berbekal keyakinan, mulailah dia memproduksi baju-baju muslim dengan segmen pasar wanita muda dan dewasa usia 30 tahun ke atas.
Segmen pasar baju muslim diyakininya juga punya peluang pasar yang sangat bagus karena penduduk Indonesia mayoritas muslim ditambah gairah berbusana muslim dalam beberapa tahun terakhir sangat berkembang.
Produk-produk yang dia produksi awalnya adalah busana muslim wanita seperti baju hijab, atasan, blazer dan outer dan celana panjang, kemudian mulai mengembangkan baju sport muslim. Sekarang ini dia juga sudah memproduksi baju yang universal dan juga pasar bagi generasi muda dengan konsumen di bawah 30 tahun.
Secara khusus produk baju muslim House of SeLica memakai corak dan bahan tradisional dari berbagai daerah terutama batik dan tenun. “Ini sekaligus sebagai ajang syiar lewat busana muslim elegan yang bercorak dan berbudaya Indonesia," ungkap Lis.
Bahan yang digunakan adalah batik dan tenun dari berbagai daerah seperti Solo, Yogyakarta, Cirebon, Madura, Magelang, Sulawesi Selatan, Palu dan Banjarmasin. Secara khusus, Lis juga mulai mengeksplorasi kekayaan budaya Banten diantaranya batik Banten dan tenun Baduy. Kebetulan batik Banten dan tenun Baduy belum banyak dilirik orang padahal sangat kaya dan layak untuk dikomersilkan.
"Produk saya adalah baju yang simple elegan dengan sentuhan atau aksen bahan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia,” tambah lulusan Geografi UGM tahun 1990 itu.
Rajin berpromosi
Sebagai UKM yang baru menjalankan usaha dua tahun, Lis bersyukur sudah mengalami kemajuan usahanya. Selain terus membuat produk-produk busana yang inovatif, dia menyadari pentingnya pemasaran agar produknya dapat dikenal oleh sebanyak mungkin calon konsumen.
Karena itu, House of SeLica cukup aktif berpromosi melalui telepon, sms, bbm, serta melalui media online. Selain itu, Lis juga rajin mengikuti kegiatan pameran dan juga fashion show, Gallery UKM di SMESCO serta melalui Galeri Butik yang berlokasi di Jl, Cikini Raya Bintaro, Tangerang Selatan.
"Alhamdulillah, sudah ada beberapa media yang memuat tentang produk SeLica yakni Majalah on line Kicau Bintaro, koran Satelite News, koran Tangsel Pos ,majalah Best Tangsel dan majalah Info Serpong.”
Lis juga memasarkan produknya melalui sejumlah agen reseller di Sulawesi Selatan serta dalam waktu dekat akan membuka cabang penjualan di Batam. Bahkan, saat ini sudah ada tawaran dari investor bekerjasama dengan Bank Negara Malaysia – Bank sentral seperti BI nya Malaysia, untuk mengadakan private fashion show di Kuala Lumpur.
Selain mengelola usaha fashion SeLica, Lis Wardani bersama rekan-rekan UKM di Tangerang Selatan, mendirikan Komunitas Pebisnis Tangerang Selatan (KOPI TANGSEL) pada Februari, 2015.
Di komunitas tersebut dia menjadi Dewan Pembinanya. Sampai saat ini jumlah anggota UKM di KOPI TANGSEL sekitar 150 UKM yang meliputi berbagai bidang usaha seperti fashion, kuliner, craft dan sebagainya.
Komunitas tersebut sebagai ajang learning center antar sesama UKM agar bisa mandiri dan maju dalam usaha masing-masing. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah pelatihan tentang kewirausahaan seperti business plan, branding, hak merk dan hak patent, pemasaran dan business on line.
"Kedepannya, kami berencana mengembangkan klinik mutu untuk peningkatan produk UKM dan juga memberikan konsultasi bagi masyarakat tentang bagaimana memulai usaha, persyaratan yang dibutuhkan, manajemen usaha, pemasaran juga lainnya," ujarnya.
Bersama rekan-rekan di komunitas tersebut, Lis Wardani ingin menyebarkan kesadaran tentang pentingnya kewirausahaan bagi generasi muda.
(Edy Sasmito)
Sejak lama Lis Wardani memang punya passion yang kuat dalam bidang fashion, namun karena kesibukannya bekerja, dia merasa tidak nyaman untuk menjalankan usaha karena dia tipe orang yang bekerja secara full time. Maka kesukaannya terhadap dunia fashion hanya sebatas sebagai pemakai dan pengoleksi baju.
"Saya ingin melakukan pekerjaan hobi sekaligus mendapat penghasilan. Dan yang lebih penting lagi saya ingin bisa berbagi sekaligus belajar dari sesama sehingga harapan saya pekerjaan ini lebih diberkahi Allah SWT,” ungkapnya.
Memulai usaha sendiri dari bawah, Lis Wardani terlebih dulu memperdalam pengetahuan tentang desain fashion dengan mengambil kursus di Sekolah mode ESMOD Jakarta. Berbekal keyakinan, mulailah dia memproduksi baju-baju muslim dengan segmen pasar wanita muda dan dewasa usia 30 tahun ke atas.
Segmen pasar baju muslim diyakininya juga punya peluang pasar yang sangat bagus karena penduduk Indonesia mayoritas muslim ditambah gairah berbusana muslim dalam beberapa tahun terakhir sangat berkembang.
Produk-produk yang dia produksi awalnya adalah busana muslim wanita seperti baju hijab, atasan, blazer dan outer dan celana panjang, kemudian mulai mengembangkan baju sport muslim. Sekarang ini dia juga sudah memproduksi baju yang universal dan juga pasar bagi generasi muda dengan konsumen di bawah 30 tahun.
Bahan yang digunakan adalah batik dan tenun dari berbagai daerah seperti Solo, Yogyakarta, Cirebon, Madura, Magelang, Sulawesi Selatan, Palu dan Banjarmasin. Secara khusus, Lis juga mulai mengeksplorasi kekayaan budaya Banten diantaranya batik Banten dan tenun Baduy. Kebetulan batik Banten dan tenun Baduy belum banyak dilirik orang padahal sangat kaya dan layak untuk dikomersilkan.
"Produk saya adalah baju yang simple elegan dengan sentuhan atau aksen bahan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia,” tambah lulusan Geografi UGM tahun 1990 itu.
Rajin berpromosi
Sebagai UKM yang baru menjalankan usaha dua tahun, Lis bersyukur sudah mengalami kemajuan usahanya. Selain terus membuat produk-produk busana yang inovatif, dia menyadari pentingnya pemasaran agar produknya dapat dikenal oleh sebanyak mungkin calon konsumen.
Karena itu, House of SeLica cukup aktif berpromosi melalui telepon, sms, bbm, serta melalui media online. Selain itu, Lis juga rajin mengikuti kegiatan pameran dan juga fashion show, Gallery UKM di SMESCO serta melalui Galeri Butik yang berlokasi di Jl, Cikini Raya Bintaro, Tangerang Selatan.
"Alhamdulillah, sudah ada beberapa media yang memuat tentang produk SeLica yakni Majalah on line Kicau Bintaro, koran Satelite News, koran Tangsel Pos ,majalah Best Tangsel dan majalah Info Serpong.”
Lis juga memasarkan produknya melalui sejumlah agen reseller di Sulawesi Selatan serta dalam waktu dekat akan membuka cabang penjualan di Batam. Bahkan, saat ini sudah ada tawaran dari investor bekerjasama dengan Bank Negara Malaysia – Bank sentral seperti BI nya Malaysia, untuk mengadakan private fashion show di Kuala Lumpur.
Selain mengelola usaha fashion SeLica, Lis Wardani bersama rekan-rekan UKM di Tangerang Selatan, mendirikan Komunitas Pebisnis Tangerang Selatan (KOPI TANGSEL) pada Februari, 2015.
Di komunitas tersebut dia menjadi Dewan Pembinanya. Sampai saat ini jumlah anggota UKM di KOPI TANGSEL sekitar 150 UKM yang meliputi berbagai bidang usaha seperti fashion, kuliner, craft dan sebagainya.
Komunitas tersebut sebagai ajang learning center antar sesama UKM agar bisa mandiri dan maju dalam usaha masing-masing. Kegiatan yang sudah dilakukan adalah pelatihan tentang kewirausahaan seperti business plan, branding, hak merk dan hak patent, pemasaran dan business on line.
"Kedepannya, kami berencana mengembangkan klinik mutu untuk peningkatan produk UKM dan juga memberikan konsultasi bagi masyarakat tentang bagaimana memulai usaha, persyaratan yang dibutuhkan, manajemen usaha, pemasaran juga lainnya," ujarnya.
Bersama rekan-rekan di komunitas tersebut, Lis Wardani ingin menyebarkan kesadaran tentang pentingnya kewirausahaan bagi generasi muda.
(Edy Sasmito)
Posting Komentar untuk "Batik dan Tenun Bernuansa Muslim dari House of SeLica"